sepenggal kisah tentang penantian dan cinta |
kutarik selimutku sampai menyelimuti dada,
dingin? lelah? nikmat?
untuk pertanyaan yang terakhir ini terpaksa aku berbohong.....aku ucapkan nikmat tapi knyataannya hambar total...
kutoleh dirinya yang masih lelap dalam tidur, lebih tepatnya lelap dalam kepuasan kalau boleh kubilang...
ya, aku memang ahli dalam memuaskan dirinya, *koreksi* aku memang ahli dalam memuaskan pria...
aku
beranjak dari tempat tidur, menyeret selimut yang tiba tiba menjadi
gaun untuk menutupi tubuhku yang polos, kunyalakan rokokku, menghisapnya
dalam dalam dan menghembuskan nafas panjang bersamaan dengan asap
rokokku
........Saatnya untuk pergi....
dengan satu gerakan cepat aku memakai kembali bajuku
mau
kemana? aku pun tak tahu....kucari kunci mobilku, sekali lagi kupandang
wajahnya yang masih tertidur dan sama sekali tak merasa terganggu
karena kegiatan yang aku lakukan...
aku
buru buru turun dan masuk mobil...suasana begitu hening, kukemudikan
mobilku dengan kecepatan tinggi, berharap angin kencang ikut membawa
gundahnya hatiku...
sudah berapa kali aku harus berbohong dan berpura pura?
harus berapa lama lagi aku menunggu dan mencari?
Keesokan hari di kantor
*handphone ku berbunyi*
aku : ya
dia : pulang jam berapa?
aku : aku tak tahu, lembur mungkin *kebohongan pertama*
dia : aku ingin makan malam denganmu
aku : mungkin tidak malam ini
dia : ok, tidak masalah, telepon saja saat kamu sudah tidak sibuk nanti...
aku : ok
dia : aku mencintaimu
aku : aku juga *kebohongan kedua*
kumasukkan handphone ke dalam tas ku, tatapanku kembali kosong...
'Mala' panggil seseorang di belakangku
'ya', jawabku...
'ayo kita berangkat, jadi khan dinner denganku?' sahutnya
sebelum
kutolehkan wajahku kurubah mimik wajahku menjadi senyuman manis,
'betapa ahlinya aku' pujiku dalam hati, yaaa aku memang sudah terlatih
untuk munculkan senyuman itu kapan pun aku mau....dalam keadaan hati apa
pun....
Malam itu, di apartemen yang berbeda, dalam pelukan orang yang berbeda
'oh Mala, ini bagai mimpi untukku, malam ini begitu menakjubkan'
*aku tersenyum*
'aku tak menyangka akhirnya kamu membalas cintaku', bisiknya di telingaku
*aku kembali tersenyum* dan dia pun mengecup keningku
malam ini kembali aku merasa hangat namun seperti biasa....cuma sementara......
kembali kupecah keheningan malam dengan derungan mobilku yang melaju kencang
Esok hari di sebuah meeting
Mataku menatap tajam pada sosoknya, tubuh tegapnya dan senyumnya
dia kembali menatapku dan menyiratkan ketertarikan yang berharap aku akan memiliki hasrat yang sama
*malam ini ak tak akan sendiri* pikirku
dan aku pun kembali memasang senyum termanisku....
email masuk dalam inbox ku
Rendra write :
bheb,
kenapa semalam tiba tiba pulang? kenapa tidak membangunkanku? kenapa
tidak membalas smua sms ku pagi ini bahkan tidak menjawab teleponku?
apakah aku melakukan sesuatu yang salah? please call me...i really worry
about you...
love u much
rendra
*close
my inbox* no need reply actually....aku kembali memandang pada sosok
laki laki di seberang meja yang masih saja menatapku....Okay...u're my
boy...tonite...
Mereka berbisik bisik menatapku saat aku berjalan melewati kantin menuju ruanganku, kenapa?
bergosip tentu saja.....menganggapku salah satu pelacur paling laris, wanita paling jalang...
hahaha
silahkan saja mati dalam pikiran bodohmu gurls.....dont care bout you,
i'm not bitch because i'm rich actually and lucky me...i'm smarter than
you....
aku bereskan tas laptopku saat seseorang masuk ruanganku
'aku sangat terkesan pada presentasimu pagi ini' sapanya
aku mengeluarkan senyumanku....dan dia pun jadi kehangatanku...malam ini...
buatku, melewatkan malam tidak sendirian adalah suatu keharusan namun mendapatkan kenikmatan adalah sebuah bonus yang kadang kudapatkan.
sebenarnya
yang kubutuhkan hanya pelukan untuk kurangi lara yang lama tergores di
hati namun para lelaki itu mana mungkin bisa menahan hasrat....
tengah malam untuk kesekian kalinya aku memecah keheningan dengan laju mobilku yang kencang
omong
omong siapa nama pria tadi? hahaha *aku memukul kepalaku sendiri*
bodohnya bisa lupa, danang? erwin? aahhh sudahlah kita panggil saja
'Lucky' lucky for him telah memiliki aku malam ini......
kubuka Handphone ku, Wow...ada 24 misscall?
rendra,
dimas, rangga, hendi, hmm bahkan ada beberapa nomor yang tak
kukenal...mungkin salah satu dari mereka yang pernah menemaniku
menghabiskan malam....haha otakku ternyata terbukti masih sangat tumpul
dalam mengingat nama orang...
kubuka Inbox handphoneku
Wew...sms? pernytaan cinta? pernyataan rindu? dari mereka?
*delete all*
terlalu
lelah untuk membalas satu persatu, lebih tepatnya lelah untuk berpura
pura mempunyai perasaan yang sama dengan mereka....sorry to say...u're
just sleep partner to me...
akhir akhir ini ada seorang perempuan menerorku
lebih
tepatnya menangis meraung raung saat meneleponku dan membombardirku
dengan SMS minta belas kasihan, minta aku melepaskan suaminya???
aku cuma menggelengkan kepala, aku sendiri lupa yang mana suaminya...sudah kubilang aku payah dalam mengingat nama
aku
bilang tidak usah memohon mohon aku memang tidak mempunyai hubungan apa
apa dengan suaminya namun dia tetap berteriak teriak dan mengatakan
bahwa suaminya mengakui dia mencintaiku
hmmmm *ak tertawa sinis*
cinta?
padaku? mungkin dia terlalu bodoh untuk menilai bahwa aku tidak lagi
mengenal cinta, aku butuh dia karena aku tidak suka sendirian saat malam
hari dan dia ada...sial untuknya....
aku
tegaskan pada wanita itu bahwa aku tak punya niat untuk mengganggu
keluarganya dan menjamin bahwa suaminya tidak akan bertemu denganku
lagi.
rasa nyeri itu datang lagi..
sudah dekat saatnya....aku tersenyum....
kadang
merasa beruntung memiliki sixth sense yang begitu kuat tapi kurasa
setiap orang pasti mendapat tanda nya masing masing ketika saat itu
menjelang...
19 September 20**
malam ini aku sendirian di kamarku...ya sendirian...
foto
foto berserakan dimana mana...dengan sisa tenagaku kuraih kotak cincin
beludru itu...kubuka...dan aku tersenyum...kali ini benar benar senyum
tulus bukan senyum penuh kepura pura an yang kutunjukkan pada para
lelaki itu...kupakai cincin emas putih ke tangan kiriku dan cincin motif
dari paduan emas kuning dibalut emas putih ke tangan kananku...
aku
sudah memakai kedua cincinku, aku juga memakai celana jeans dan kaos
kedodoran ini...aku siap...kuraba kepalaku yang sudah setengah botak
rasa
sakit itu datang lagi..semakin sakit kurasakan...lagi lagi lagi...dan
pandanganku pun mulai mengabur...smua gelap...semua putih...
aku berlari saat melihatnya...dia memelukku erat saat akhirnya aku dapat meraihnya...
inilah saatnya...dia menciumiku...aku tetap memeluknya erat
'apakah sakit prosesnya, sayang?' tatap mu dengan khawatir
aku tersenyum 'sama sekali tidak' jawabku
dia menggandengku, aku masih tak percaya sekarang aku sudah berada di sisinya..
'ayo kita harus berkenalan dengan Seseorang dan kamu harus mengakui semua kebandelanmu padanya' kami pun sama sama tergelak
di
bawah, semua terlihat begitu sibuk, ya aku melihat mereka sibuk
menyiapkan peti ku untuk dibawa ke Manado, sesuai dengan permohonanku
yang kutulis dalam surat wasiat untuk Mama dan adikku...aku ingin
disemayamkan di tempat yang sudah disiapkan saat suamiku berpulang lebih
dulu...di liang lahat yang sama....
Kanker
itu telah menolongku, kanker itu bukan hanya menggerogoti badanku namun
juga mempersingkat waktuku...dia mempercepat hati yang merindu ini
kembali pada cinta yang didambanya
sekarang hilanglah semua rasa kosong dan sepi itu yang biasanya kuusir sekuat tenaga dengan cinta palsu dan kenikmatan semu...
cinta ini telah dipersatukan kembali setelah begitu lama merasakan kepedihan semua sekarang terbayar sudah...
Jakarta, 19 September 20**
'semua indah pada waktunya'
RIP
Mala Gabriela
No comments:
Post a Comment